Aku dan Resepsi Laka Itu...

pic: google.com
Sebuah kisah nyata yang terjadi pada diriku saat aku masih kecil/TK, sekitar tahun 2002.



Malam itu keluargaku sangat sibuk. Resepsi pernikahan om ku akan dilaksanakan besok siang di Jogja, rumah calon tante ku. Malam itu ada yang mempersiapkan baju yang dipakai om ku besok, ada yang mempersiapkan oleh-oleh, ada juga yang mempersiapkan bekal untuk dibawa besok. Entah mengapa malam itu aku sangat malas untuk ikut bersama mereka ke tempat resepsi pernikahan om dan tante ku itu. Hingga aku akan pergi tidur keluargaku dan para tetangga masih sibuk mempersiapkan kebutuhan untuk besok. 

Pukul 01.00 WIB, aku dibangunkan oleh ibuku. Beliau menyuruh aku supaya aku segera bersiap-siap untuk berangkat, namun rasa malas terus melandaku. Dan aku terus - menerus bersikeras untuk tidak ikut dengan mereka dan memilih tinggal dirumah, walaupun aku sendirian. Namun ibuku terus-menerus memaksa aku dan akhirnya aku mengalah untuk ikut bersama mereka. “Berangkat - berangkat” teriak salah satu tetanggaku. Akhirnya mobil yang aku naiki mulai berjalan dibarisan paling belakang setelah bus dan beberapa mobil lewat dahulu.

Dalam perjalanan aku tertidur, hingga pagi pun datang aku baru terbangun. Dan tak lama mobil yang aku naiki berhenti memberi kami waktu untuk sholat subuh dan istirahat. Saat istirahat aku melihat sebuah warung kecil diseberang jalan. Lalu aku mengajak ibuku untuk membeli jajan ke warung itu. Di warung itu aku membeli popmie untuk makan pagiku. Setelah waktu untuk istirahat dirasa cukup, mobil yang aku naiki pun kembali meneruskan perjalanan.

Pagi itu aku sangat menikmati suasana di sepanjang jalan sambil memakan popmie yang aku beli tadi. Tak terasa mie yang aku beli sudah habis, tinggal wadahnya saja dan akhirnya aku buang. Tak lama disebuah belokan yang cukup tajam, tiba-tiba pintu mobil bagian depan tempat aku duduk bersama ibuku membuka dengan sendirinya. Aku dan ibuku terpental ke luar mobil dan “ddduuuuuaaaaarrrr!!!!!” kepalaku membentur lapisan aspal yang sangat keras. Dan membuatku tak sadarkan diri. Saat aku sadar, terasa kepalaku sangat sakit dan sangat pusing, tangan dan kakiku pun terasa sulit untuk digerakkan. Dan ternyata kepalaku mengeluarkan darah yang lumayan banyak akibat benturan tadi. Setiap klinik yang buka pagi itu coba kami singgahi, namun tak ada yang mampu menolongku.

Sampai akhirnya kami menemukan sebuah puskesmas yang bisa menolongku, walaupun hanya untuk perantara saja. Tak lama aku dibawa ke rumah sakit Bethesda dengan ambulan bersama orang tuaku. Dan rombongan tetanggaku tadi tetap melanjutkan perjalanan menuju tempat resepsi pernikahan. Sesampainya aku di RS. Bethesda, di tubuhku lalu di pasang beberapa alat-alat yang tak aku ketahui, dan kepalaku di perban. Tiba - tiba aku tak sadarkan lagi. Entah berapa lama aku tak sadar. Saat aku sadar aku telah berada disebuah ruangan kecil yang tertutupi dengan kaca. Disana aku seorang diri, aku melihat ke kanan dan ke kiri, tak ada seseorang pun yang ada disana. Tak lama ayahku datang, dia sangat senang melihatku yang telah sadar. “Yang sakit mana?” Tanya ayahku. Namun aku tak bisa menjawabnya dengan seucap kata pun. 

Malamnya aku terbangun karena rasa haus yang menderaku. Namun aku tak bisa mengambil air minum yang letaknya cukup jauh dan meminumnya sendiri. Aku ingin memanggil ibuku untuk aku mintai bantuan untuk mengambil air minum, namun aku tak bisa mengeluarkan kata. Aku terus berusaha untuk membangunkan orang tuaku, aku coba melemparkan benda-benda disekitarku ke tempat orang tuaku tidur, namun itu tidak membangunkan mereka. Dan akhirnya akupun kembali tidur dengan rasa haus yang masih menderaku. Hari demi hari aku jalani hanya dengan tidur diatas kasur di rumah sakit. Hingga aku pulang ke rumah pada hari keenam. Manun hingga waktu itu aku belum bisa berbicara dengan lancar.
First

Tamu yang baik selalu meninggalkan komentar :) terima kasih
EmoticonEmoticon